Jagat maya heboh dengan pengadaan kemendikbudristek yang harganya sampai 10 juta laptop inipun dikait kaitkan dengan Laptop merah putih yang diproduksi oleh beberapa vendor lokal. Tak ayal beberapa komentar miring akhirnya bertebaran dimana mana hingga beberapa tech yutuber angkat bicara.
Sebelumnya muncul pemberitaan mengenai rencana kemendikbudristek yang mengucurkan dana 2,4Triliun untuk pengadaan 240ribu laptop yang secara kasar kalau dihitung hitung harga perlaptopnya adalah 10 juta, namun itu salah besar, karena di berita itu juag disebutkan bahwa dana itu juga termasuk peralatan lain seperti Wireless Router, Proyektor plus Layar, printer, scanner dan lain sebagainya.
Nenilik dari sumber eKatalog milik pemerintah, Chromebook yang menjadi pilihan pemerintah untuk anak sekolah harganya berkisar antara 6 hingga 7 juta. Kali ini bukan Chromebook yang akan saya bahas, tapi mengenai Laptop Merah Putih yang ternyata berbeda dengan Chromebook yang akan di beli oleh pemerintah.
Berikut adalah fakta fakta laptop merah putih yang saya rangkum dari beberapa sumber,
Merupakan kelanjutan dari proyek Dikti Edu.

Tablet Dikti Edu
Laptop merah putih merupakan program kelanjutan dari tablet Diktiedu yang sudah lama berjalan, Tablet kerjasama antara Kemendikbudristek dengan ITB yang beriri 300 modul elektronik untuk 5 prodi jurusan yang diperuntukan untuk mahasiswa yang berada di wilayah 3T (Terdean, Terluar dan Tertinggal) yang tidak terjangkau oleh internet atau Blankspot dan juga kurang mampu.
Saat ini sudah 3000 unit laptop diktiedu yang sudah digunakan di wilayah Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua.
Melibatkan 3 Universitas besar Diindonesia.
Pengadaan sarana TIK untuk sekolah senilai 17Triliun rupiah hingga tahun 2024 yang salah satunya adalah pengadaan laptop produksi dalam negri yang dinamakan Laptop Merah Putih menggandeng beberapa universitas besar di indonesia.
Universitas itu adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh november (ITS) dan Universitas Gajah Mada (UGM). Ketiga universitas itu berkolaborasi untuk mendesain laptop merah putih yang akan diproduksi mulai tahun ini.
Paristiyanti yang merupakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek menjelaskan, saat ini pengerjaan laptop Merah Putih masih terus dilakukan, di mana ITB, UGM, dan ITS terlibat dalam pembuatan desain dan pengisian software yang unik seperti untuk mahasiswa tunanetra.
“Laptop dirancang untuk mampu bersaing. Kecanggihannya, dengan adanya software yang unik, seperti akses ke e-modul Dikti, secure test, serta ramah untuk tunanetra,” jelas dia.
Menggandeng perusahaan teknologi nasional.
Recana pembuatan Laptop Merah Putih juga menggandeng beberapa perusahan teknologi nasional yang dipilih oleh Kementrian Perindustrian. Perusahan ini telah memenuhi kualifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeru (TKDN) diatas 40%.
Perusahaan tersebut antara lain Antara lain PT Zyrexindo Mandiri Buana (Zyrex), PT Tera Data Indonesia (AXIOO), PT Supertone (SPC), PT Evercoss Technology Indonesia (EVERCOSS), PT Bangga Teknologi Indonesia (ADVAN), dan Acer Manufacturing Indonesia (ACER).
Akan menyerap Ribuan tenaga kerja.
Proyek laptop Merah Putih diharapkan akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Tahun ini ada sekitar 10 ribu unit yang mulai diproduksi. Tahun depan (2020) kemendikbudristek juga akan melibatkan politeknik yang ada diindonesia untuk turut serta memproduksi laptop merah putih tersebut.
Google mengumumkan enam produsen lokal (OEM) akan mulai menggarap Chromebook pada tahun ini. Program ini juga akan menyerap ribuan tenaga kerja selama dua tahun ke depan untuk memproduksi ribuan laptop hingga tahun depan.
Para produsen lokal ini juga akan membekali ribuan siswa sekolah kejuruan dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat Chromebook,” kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf, dalam konferensi pers virtual, Selasa, 3 Agustus 2021.
Harga berikisar antara 5-7jutaan.
Rencananya laptop buatan anak dalam negeri ini akan dipasarkan pada 2022. Namun, produksinya akan mulai dilakukan tahun ini sebanyak 10.000 laptop dengan tipe seharga Rp 5 juta per unit.
“Harganya sekitar Rp 5 juta-Rp 7,5 juta tergantung tipe, dan di 2021 ini kami produksi 10.000 unit dengan harga yang Rp 5 juta,” ungkap Paristiyanti.
Tidak hanya dipasarkan di Indonesia.
Chromebook hasil produksi enam perusahaan ini juga akan dikirim ke luar negeri, tidak hanya untuk pasar lokal saja. Program ini menjadi pengalaman pertama para produsen lokal membuat Chromebook, sekaligus perdana untuk pengiriman ke luar negeri.